Pengertian Teknologi Carbon Capture, Yang Sedang Dibahas Saat Debat Cawapres 2024

Teknologi Carbon Capture – Teknologi Carbon Capture (CCS) adalah teknologi yang digunakan untuk menangkap karbon dioksida (CO2) dari emisi gas buang.

Terbuka di jendela baru www.mtpolice-365.com

CO2 adalah salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. CCS dapat digunakan untuk mengurangi emisi CO2 dari berbagai sumber, seperti pembangkit listrik tenaga batu bara, kilang minyak, dan industri manufaktur.

CCS terdiri dari tiga tahap utama, yaitu:

  • Penangkapan: CO2 ditangkap dari emisi gas buang menggunakan berbagai metode, seperti absorpsi, adsorpsi, atau pengendapan.
  • Transportasi: CO2 yang telah ditangkap kemudian ditransportasikan ke lokasi penyimpanan.
  • Penyimpanan: CO2 disimpan di lokasi geologis yang aman, seperti lapisan batuan dalam tanah atau dasar laut.

Metode Penangkapan CO2

Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk menangkap CO2 dari emisi gas buang. Metode-metode tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

  • Metode fisik: Metode fisik menggunakan proses fisik untuk menangkap CO2, seperti absorpsi, adsorpsi, atau pengendapan.
  • Metode kimia: Metode kimia menggunakan proses kimia untuk menangkap CO2, seperti reaksi kimia atau fotokatalisis.

Absorbsi

Absorbsi adalah metode penangkapan CO2 yang paling umum digunakan. Metode ini menggunakan cairan penyerap untuk menangkap CO2 dari gas buang. Cairan penyerap yang umum digunakan adalah larutan amonia, larutan monoethanolamine (MEA), dan larutan karbonat.

Adsorpsi

Adsorpsi adalah metode penangkapan CO2 yang menggunakan material berpori untuk menangkap CO2 dari gas buang. Material yang umum digunakan adalah zeolit, karbon aktif, dan metal-organic frameworks (MOFs).

Pengendapan

Pengendapan adalah metode penangkapan CO2 yang menggunakan proses pendinginan untuk menangkap CO2 dari gas buang. CO2 akan mengembun menjadi cairan pada suhu yang lebih rendah.

Metode Transportasi CO2

CO2 yang telah ditangkap kemudian ditransportasikan ke lokasi penyimpanan. Metode transportasi CO2 yang umum digunakan adalah:

  • Pipa: CO2 ditransportasikan melalui pipa ke lokasi penyimpanan.
  • Kapal tanker: CO2 ditransportasikan melalui kapal tanker ke lokasi penyimpanan.
  • Jalur pipa bawah laut: CO2 ditransportasikan melalui jalur pipa bawah laut ke lokasi penyimpanan.

Metode Penyimpanan CO2

Ada berbagai metode penyimpanan CO2 yang dapat digunakan. Metode-metode tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

  • Penyimpanan geologis: CO2 disimpan di lokasi geologis yang aman, seperti lapisan batuan dalam tanah atau dasar laut.
  • Penyimpanan non-geologis: CO2 disimpan di lokasi non-geologis, seperti batuan kapur bawah tanah atau lautan dalam.

Penyimpanan Geologis

Penyimpanan geologis adalah metode penyimpanan CO2 yang paling umum digunakan. Metode ini menyimpan CO2 di lokasi geologis yang aman, seperti lapisan batuan dalam tanah atau dasar laut.

CO2 yang telah ditangkap kemudian diinjeksikan ke dalam lapisan batuan dalam tanah atau dasar laut. Lapisan batuan tersebut harus memiliki permeabilitas yang tinggi agar CO2 dapat mengalir dengan mudah. Lapisan batuan tersebut juga harus memiliki porositas yang tinggi agar CO2 dapat disimpan dengan aman.

Penyimpanan Non-Geologis

Penyimpanan non-geologis adalah metode penyimpanan CO2 yang menyimpan CO2 di lokasi non-geologis, seperti batuan kapur bawah tanah atau lautan dalam.

Batuan Kapur Bawah Tanah

Batuan kapur bawah tanah adalah lokasi penyimpanan non-geologis yang potensial. Batuan kapur memiliki porositas dan permeabilitas yang tinggi, sehingga dapat menyimpan CO2 dengan aman.

Lautan Dalam

Lautan dalam adalah lokasi penyimpanan non-geologis yang juga potensial. Lautan dalam memiliki tekanan yang tinggi, sehingga dapat mencegah CO2 untuk naik ke permukaan.

Keuntungan dan Kerugian Teknologi Carbon Capture (CCS)

Keuntungan

Teknologi CCS memiliki beberapa keuntungan, yaitu:

  • Dapat mengurangi emisi CO2 dari berbagai sumber.
  • Dapat membantu mencapai target pengurangan emisi CO2.
  • Dapat mendukung pengembangan energi bersih.

Kekurangan Teknologi Carbon Capture (CCS)

Teknologi CCS juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

  • Masih dalam tahap pengembangan.
  • Biayanya masih mahal.
  • Dapat menimbulkan risiko lingkungan.

Perkembangan Teknologi CCS

Teknologi CCS masih dalam tahap pengembangan. Saat ini, masih banyak penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya teknologi Carbon Capture (CCS).

Baca Juga : Foto di HP Tak Sengaja Terhapus, Berikut Cara Mengembalikan Foto nya 2023!

Perkembangan Teknologi Carbon Capture (CCS) di Indonesia

Indonesia telah melakukan penelitian dan pengembangan teknologi Carbon Capture (CCS) sejak tahun 2008. Penelitian ini dilakukan oleh berbagai lembaga penelitian, seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Pada tahun 2018, Indonesia memulai proyek CCS pertamanya di pembangkit listrik tenaga batu bara Paiton, Jawa Timur. Proyek ini bertujuan untuk menangkap dan menyimpan 1,2 juta ton CO2 per tahun dari pembangkit listrik tersebut.

Pemerintah Indonesia menargetkan untuk menerapkan teknologi Carbon Capture (CCS) di 20% pembangkit listrik tenaga batu bara di Indonesia pada tahun 2030. Target ini akan membantu Indonesia mencapai target pengurangan emisi CO2 sebesar 29% pada tahun 2030.

Tantangan Pengembangan Teknologi Carbon Capture (CCS)

Pengembangan teknologi Carbon Capture (CCS) masih menghadapi beberapa tantangan, yaitu:

  • Biaya: Biaya teknologi Carbon Capture (CCS) masih mahal. Untuk menurunkan biaya teknologi Carbon Capture (CCS), diperlukan pengembangan teknologi yang lebih efisien.
  • Risiko lingkungan: Teknologi Carbon Capture (CCS) dapat menimbulkan risiko lingkungan, seperti kebocoran CO2. Untuk mengurangi risiko lingkungan, diperlukan penelitian yang lebih mendalam mengenai teknologi Carbon Capture (CCS).

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *